Kamis, 14 April 2011

Latar Belakang Sejarah Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah


Written by Admin    MONDAY, 29 NOVEMBER 2010 03:08    PDF Print E-mail
Addthis
Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah merupakan bagian elemen gerakan kemahasiswaan (ekstra kampus) di Indonesia. dan organisasi otonom dari persyarikatan Muhammadiyah yang bergerak di kalangan masyarakat kampus. Didirikan di yogyakarta pada tanggal 14 Maret 1964. Sesungguhnya ada dua faktor integral yang menjadi dasar dan latar belakang sejarah berdirinya IMM, yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Yang dimaksud dengan faktor intern adalah faktor yang terdapat dan ada dalam organisasi Muhmmadiyah itu sendiri. Sedangkan faktor ekstern adalah hal-hal dan keadaan yang datang dari dan berada di luar Muhammadiyah, yaitu situasi dan kondisi kehidupan umat dan bangsa serta dinamika gerakan organisasi-organisasi mahasiswa.
Faktor intern sebetulnya lebih dominan dalam bentuk motivasi idealis dari dalam, yaitu dorongan untuk mengembangkan ideologi, paham, dan cita-cita Muhammadiyah. Untuk mewujudkan cita-cita dan merefleksikan ideologinya itu, maka Muhammadiyah mesti bersinggungan dan berinteraksi dengan berbagai lapisan dan golongan masyarakat yang majemuk. Ada masyarakat petani, pedagang, birokrat, intelektual, profesional, mahasiswa. dan sbagainya.
Interaksi dan persinggungan Muhammadiyah dengan mahasiswa untuk merealisasikan maksud dan tujuannya itu, cara dan strateginya bukan secara langsung terjun mendakwahi dan mempengaruhinya di kampus-kampus perguruan tinggi. Tetapi caranya adalah dengan menyediakan dan membentuk wadah khusus yang bisa menarik animo dan mengembangkan potensi mahasiswa. Anggapan mengenai pentingnya wadah bagi mahasiswa tersebut lahir pada saat Muktamar ke-25 Muhammadiyah (Kongres Seperempat Abad Kelahiran Muhammdiyah) pada tahun 1936 di Jakarta. Pada kesempatan itu dicetuskan pula cita-cita besar Muhammadiyah untuk mendidirkan universitas atau perguruan tinggi Muhammadiyah.

Namun demikian, keinginan untuk menghimpun dan membina mahasiswa-mahasiswa Muhammadiyah tersebut tidak bisa langsung terwujud, karena pada saat itu Muhammadiyah belum memiliki perguruan tinggi sendiri. Untuk menjembataninya, maka para mahasiswa yang sepaham, atau mempunyai alam pikiran yang sama, dengan Muhammadiyah itu diwadahi dalam organisasi otonom yang telah ada seperti NA dan Pemuda Muhammadiyah, serta tidak sedikit pula yang berkecimpung di HMI. Pada tanggal 18 November 1955, Muhammadiyah baru bisa mewujudkan cita-citanya untuk mendirikan perguruan tinggi yang sejak lama telah dicetuskannya pada tahun 1936, yaitu dengan berdirinya Fakultas Hukum dan Filsafat di Padang Panjang. Pada tahun 1958, fakultas serupa dibangun di Surakarta; kemudian di Yogyakarta berdiri Akademi Tabligh Muhammadiyah; dan Fakultas Ilmu Sosial di Jakarta, yang kemudian berkembang menjadi Universitas Muhammadiyah Jakarta. Kendati demikian, cita-cita untuk membentuk organisasi bagi mahasiswa muhammadiyah tersebut belum bisa terbentuk juga pada waktu itu. Kendala utamanya karena Muhammadiyah—yang waktu itu masih menjadi anggota istimewa Masyumi—terikat Ikrar Abadi umat Islam yang dicetuskan pada tanggal 25 Desember 1949, yang salah satu isinya menyatakan satu-satunya organisasi mahasiswa Islam adalah HMI.
Sejak kegiatan pendidikan tinggi atau perguruan tinggi Muhammadiyah berkembang pada tahun 1960-an itulah kembali santer ide tentang perlunya organisasi yang khusus mewadahi dan menangani mahasiswa. Sementara itu, menjelang Muktamar Muhammadiyah Setengah Abad di Jakarta pada tahun 1962, mahasiswa-mahasiswa perguruan tinggi Muhammadiyah mengadakan Kongres Mahasiswa Muhammadiyah di Yogyakarta. Dari kongres ini pula upaya untuk membentuk organisasi khusus bagi mahasiswa Muhammadiyah kembali mengemuka. Pada tanggal 15 Desember 1963 mulai diadakan penjajagan berdirinya Lembaga Dakwah Mahasiswa yang idenya berasal dari Drs. Mohammad Djazman, dan kemudian dikoordinir oleh Ir. Margono, dr. Soedibjo Markoes, dan Drs. A. Rosyad Sholeh.
Dorongan untuk segera membentuk wadah bagi mahasiswa Muhammadiyah juga datang dari para mahasiswa Muhammadiyah yang ada di Jakarta seperti Nurwijoyo Sarjono, M.Z. Suherman, M. Yasin, Sutrisno Muhdam dan yang lainnya. Dengan banyaknya desakan dan dorongan tersebut, maka PP Pemuda Muhammadiyah—waktu itu M. Fachrurrazi sebagai Ketua Umum dan M. Djazman Al Kindi sebagai Sekretaris Umum—mengusulkan kepada PP Muhammadiyah—yang waktu itu diketuai oleh K.H. Ahmad Badawi—untuk mendirikan organisasi khusus bagi mahasiswa yang diiberi nama Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah—atas usul Drs. Mohammad Djazman yang--, dan kemudian disetujui oleh PP Muhammadiyah serta diresmikan pada tanggal 14 Maret 1964 (29 Syawwal 1384). Peresmian berdirinya IMM itu resepsinya diadakan di gedung Dinoto Yogyakarta; dan ditandai dengan penandatanganan "Enam Penegasan IMM" oleh K.H. Ahmad Badawi, yang berbunyi:
  1. Menegaskan bahwa IMM adalah gerakan mahasiswa Islam;
  2. Menegaskan bahwa kepribadian Muhammadiyah adalah landasan perjuangan IMM;
  3. Menegaskan bahwa ilmu adalah amaliah dan amala adalah ilmiah;
  4. Menegaskan bahwa amal IMM adalah lilLahi Ta'ala dan seenantiasa diabdikan untuk kepentingan rakyat.
Sedangkan faktor ekstern berdirinya IMM berkaitan dengan situasi dan kondisi kehidupan di luar dan di sekitar Muhammadiyah. Hal ini paling tidak bertalian dengan keadaan umat Islam, kehidupan berbangsa dan bernegara rakyat Indonesia, serta dinamika gerakan mahasiswa.
Keadaan dan kehidupan umat Islam waktu itu masih banyak dipenuhi oleh tradisi, paham, dan keyakinan yang tidak sesuai dengan ajaran Islam yang sesungguhnya. Keyakinan dan praktek keagamaan umat Islam, termasuk di dalamnya adalah mahasiswa, banyak bercampur baur dengan takhayul, bid`ah, dan khurafat.
Sementara itu dalam kehidupan berbangsa dan bernegara juga tengah terancam oleh pengaruh ideologi komunis (PKI), keterbelakangan, kemiskinan, kebodohan, dan konflik kekuasaan antar golongan dan partai politik. Sehingga, kendati waktu itu Indonesia telah merdeka selama kurang lebih 20 tahun, namun tidak bisa mencerminkan makna dan cita-cita proklamasi kemerdekaan. Demokrasi dan kedaulatan rakyat terkungkung, sementara tirani kekuasaan dan otoritarianisme merajalela akibat kebijakan demokrasi terpimpin ala Soekarno.
Keadaan politik Indonesia sekitar awal sampai dengan pertengahan tahun '60-an, tulis Cosmas Batubara, sangat menarik. Banyak pengamat politik yang mengatakan bahwa perkembangan dan kehidupan politik saat itu diwarnai oleh tiga pelaku politik yang amat dominan, yaitu: Diri pribadi Presiden soekarno; ABRI (terutama sekali angkatan Darat); dan PKI. Ketiga kekuatan politik tersebut sangat mewarnai dan mempengaruhi perilaku dan orientasi kehidupan berbangsa, dan bernegara di berbagai lapisan dan kelompok masyarakat. Di kalangan organisasi mahasiswa, orientasi dan perilaku politiknya juga terbagi ke dalam tiga kekuatan dominan tadi. Organisasi mahasiswa yang secara tajam mengikuti garis Presiden Soekarno adalah GMNI, dan yang sejalan dengan garis ABRI adalah HMI, PMKRI, dan SOMAL (Sekretariat Organisasi-Organisasi Mahasiswa Lokal). Sedangkan yang mengikuti dan mendukung garis PKI adalah CGMI (Concentrasi Gerakan Mahasiswa Indonesia). Di tengah kemelut dan pertentangan garis politik tersebut, pergolakan organisasi-organisasi mahasiswa sampai dengan terjadinya G30S 1965 terlihat menemui jalan buntu dalam mempertahankan partisipasinya di era kemerdekaan RI. Pada waktu itu sejak Kongres Mahasiswa Indonesia di malang pada tanggal 8 Juni 1947, organisais-organisasi mahasiswa seperti HMI, PMKRI (Persatuan Mahasiswa Katholik Republik Indonesia), PMKI (Persekutuan Mahasiswa Kristen Indonesia; yang pada tahun 1950 berubah menjadi GMKI [Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia]), PMJ (Persatuan Mahasiswa Jogjakarta), PMD (Persatuan Mahasiswa Djakarta), MMM (Masyarakat Mahasiswa Malang), PMKH (Persatuan Mahasiswa Kedokteran Hewan), dan SMI (Serikat Mahasiswa Indonesia) berfusi ke dalam PPMI (Perserikatan Perhimpunan-Perhimpunan Mahasiswa Indonesia) yang bersifat independen. Independensi PPMI sebagai penggalang kekuatan anti-imperialisme pada mulanya berjalan kompak. Tetapi setelah mengadakan Konferensi Mahasiswa Asia Afrika (KMAA) di Bandung tahun 1957—yang menjadi prestasi puncak PPMI—masing-masing organisasinya kemudian memisahkan diri. Hal ini karena pada tahun 1958 PPMI menerima CGMI, selundupan PKI, yang kemudian melancarkan aksi intervensi untuk mempengaruhi organisasi mahasiswa lain agar keluar dari PPMI. Akhirnya , karena kuatnya pengaruh dan intervensi dari CGMI tersebut, maka masing-masing organisasi dalam PPMI memisahkan diri. Pada bulan oktober 1965, setelah PKI dilumpuhkan, PPMI akhirnya secara resmi membubarkan diri. Sasaran gerakan CGMI sebetulnya ingin mendominasi gerakan mahasiswa dan kehidupan kampus serta ingin menyingkirkan organisasi-organisasi mahasiswa Islam seperti HMI.
Sesungguhnya sebelum PPMI membubarkan diri, antara tahun 1964 sampai 1965 masing-masing organisasi mahasiswa yang berfusi di dalamnya bersikap sok revolusioner. Pada akhirnya HMI juga tidak ketinggalan untuk menjadi bagian dari kekuatan revolusioner. Menurut Deliar Noer, waktu itu HMI dengan keras turut menyanyikan senandung Demokrasi Terpimpin. Slogan-slogan Soekarno mulai dikumandangkan seperti "Nasakom jiwaku", "revolusioner", dan "ganyang Malaysia". Bahkan pada tahun 1964 HMI memecat beberapa anggota penasihatnya yang telah alumni karena tidak sesuai dengan revolusi. HMI juga mengecam keras Kasman Singodimedjo yang sedang menghadapi pengadilan di Bogor dan menuntut dihukum sekeras-kerasnya bila bersalah.
Kendati HMI telah berusaha menunjukkan eksistensi dirinya sebagai bagian dari kekuatan revolusioner, namun tetap saja HMI menjadi sasaran CGMI dan/atau PKI untuk dibubarkan. Pada saat saat HMI terdesak itulah Ikatan mahasiswa Muhammadiyah lahir pada tanggal 14 maret 1964 (29 Syawal 1384 H). Itulah sebabnya muncul persepsi yang keliru bahwa IMM dibentuk adalah sebagai persiapan untuk menampung aggota-anggota HMI kalau terjadi dibubarkan. Persepsi yang keliru ini dikaitkan dengan dekatnya hubungan HMI dengan Muhammadiyah. Sebagaimana diketahui bahwa HMI pada mulanya didirikan dan dibesarkan oleh orang-orang Muhammadiyah, maka kalau HMI dibubarkan Muhammadiyah harus menyediakan wadah lain.
Persepsi tersebut adalah keliru, karena kelahiran IMM salah satu faktor historisnya adalah justru untuk membantu dan mempertahankan eksistensi HMI supaya tidak mempan dengan usaha-usaha PKI yang ingin membubarkannya. Sebab, kalau kelahiran IMM diperuntukkan untuk mengganti HMI jika dibubarkan, maka IMM tidak perlu repot-repot terlibat dalam beraksi menentang PKI yang mau membubarkan HMI. Di antara praduga mengapa kehadiran IMM dalam sejarah gerakan mahasiswa dipersoalkan adalah karena sangat dekatnya kelahiran IMM—kendati ide dasarnya sudah ada sejak tahun 1936—dengan peristiwa G 30 S/PKI. Sehingga muncul pertanyaan (yang menggugat), mengapa IMM yang baru lahir sudah langsung terlibat dalam peristiwa nasional dan sejarah besar dalam pergulatan bangsa melawan dan menghancurkan PKI. Pada tahun 1965, IMM juga ikut bergabung dalam wadah KAMI (Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia), dan Slamet Sukirnanto, salah seorang tokoh DPP IMM, pada saat dibentuknya KAMI menjadi salah satu Ketua Presidium Pusat KAMI. IMM sendiri pada masa-masa awal berdiriya tidak luput dari ancaman dan teror PKI. Reaksi jahat dari PKI terhadap kelahiran IMM tersebut tidak saja tejadi di pusat, tetapi juga di daerah-daerah. Untuk menyelamatkan eksistensi IMM yang baru berdiri itu, maka dalam kesempatan audiensi dan silaturahmi dengan Presiden Soekarno di Istana Negara Jakarta pada tanggal 14 Februari 1965 DPP IMM meminta restunya. "Saja beri restu kepada Ikatan Mahasiswa Muhammadijah", demikian pernyataan yang ditandatangai oleh Presiden Soekarno. Karena IMM merupakan kebutuhan intern dan ekstern Muhammadiyah, maka tokoh-tokoh PP Pemuda Muhammadiyah yang sebelumnya bergabung dengan HMI kembali, sekaligus untuk membina dan mengembangkan IMM. Dalam hal ini juga muncul klaim dan persepsi yang keliru, bahwa IMM dilahirkan oleh HMI. Tokoh-tokoh Pemuda Muhammadiyah khususnya yang terlibat menghembangkan HMI, karena waktu itu IMM belum ada. Sementara keterlibatan mereka di HMI adalah untuk mengembangkan ideologi Muhammadiyah. Buktinya setelah sekian lama ada di HMI, ternyata HMI yang sudah dimasuki oleh mahasiswa dari berbagai kalangan ormas keislaman itu pada akhirnya berbeda dengan orientasi Muhammadiyah. Oleh karena itu adalah wajar jika pada akhirnya mereka kembali ke Muhammadiyah sekaligus untuk turut mengembangkan IMM. Hal ini seperti yang terjadi di Yogyakarta, Jakarta, Riau, Padang, Ujungpandang dan lain lain. Juga perlu dicatat bahwa para tokoh PP Pemuda Muhammadiyah dan NA yang terlibat dalam mengusahakan terbentunya IMM sejak awal sampai berdirinya adalah mereka yang betul-betul tidak pernah terlibat dalam HMI. Berdirinya IMM berdasarkan perjalanan sejarahnya tersebut adalah karena tuntutan dan keharusan sejarah (historical nessecity) dalam kontek kehidupan umat, bangsa, dan negara serta dinamika gerakan mahasiswa di Indonesia. Adapun maksud berdirinya IMM adalah: 1. Turut memelihara martabat dan membela kejayaan bangsa; 2. Menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam; 3. Sebagai upaya untuk menopang, melangsungkan, dan meneruskan cita-cita pendirian Muhammadiyah; 4. Sebagai pelopor, pelangsung, dan penyempurna cita-cita pembaruan dan amal usaha Muhammadiyah; 5. Membina, meningkatkan, dan memadukan iman dan ilmu serta amal dalam kehidupan bangsa, umat, dan persyarikatan.
Dinamika Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Seperti halnya organisasi-organisasi lain, dalam karier sejarahnya IMM mengalami dinamika gerakan yang naik turun dan pasang surut. Selama lebih dari tiga setengah dasawarsa ini, IMM telah mengalami empat periode gerakan. Pertama, periode pergolakan dan pemantapan (1964-1971). Kedua, periode pengembangan (1971-1975). Ketiga, periode tantangan (1975-1985). Keempat, periode kebangkitan (1985-?).
Dalam periode pergolakan dan pemantapan ini, IMM yang masih sangat muda harus berhadapan dengan situasi dan kondisi sosial, politik, ekonomi, budaya di tengah kehidupan berbangsa, bernegara dan beragama yang sangat rawan dan kritis. IMM pada saat itu langsung berhadapan dengan kebijakan Manipol Usdek Bung Karno, Nasakom, dan ancaman PKI. Dalam periode ini kegiatan-kegiatan IMM lebih banyak diarahkan kepada pembinaan personil, penguatan organisasi, pembentukan dan pengembangan IMM di kota-kota maupun perguruan tinggi. Dalam periode ini pula pola gerakan, prinsip perjuangan dan perangkat organisasi IMM berhasil ditetapkan.
Dalam periode ini telah terselenggara tiga kali Musyawarah Nasional (Muktamar) dan empat kali Konferensi Nasional (Tanwir) serta terbentuk lima kali formasi kepemimpinan IMM. Selama periode ini Mohammad Djazman Al-Kindi terus menjadi Ketua Umum DPP IMM. Kepemimpinan pertama (DPP Sementara) pra-Munas berlangsung dari tahun 1964-1965, dengan Ketuanya Mohammad Djazman Al-Kindi. Kepemimpinan kedua (1965-1967) adalah hasil Munas I di Surakarta (1-5 Mei 1965). Ketua Umum: Mohammad Djazman Al-Kindi; dan Sekretaris Jendral: A. Rosyad Sholeh. Kepemimpinan ketiga hasil reshuffle pada pertengahan 1966, Ketua Umumnya tetap; dan Soedibjo Markoes menjadi Pejabat Sekjen. Kepemimpinan keempat (1967-1969) hasil Munas II di Banjarmasin (26-30 November 1967), Ketua Umum tetap; dan Sekjennya adalah Syamsu Udaya Nurdin. Kepemimpinan kelima hasil reshuffle pada Konfernas di Magelang (1-4 Juli 1970), Ketua Umum-nya masih tetap; sedangkan yang menjadi Sekjen adalah Bahransyah Usman.
Selain Djazman, tokoh-tokoh awal IMM lainnya yang terkenal di antaranya seperti: A. Rosyad Sholeh, Soedibjo Markoes, Mohammad Arief, Sutrisno Muhdam, Zulkabir, Syamsu Udaya Nurdin, Nurwijoyo Sarjono, Basri Tambun, Fathurrahman, Soemarwan, Ali Kyai Demak, Sudar, M. Husni Thamrin, M. Susanto, Siti Ramlah, Deddy Abu Bakar, Slamet Sukirnanto, M. Amien Rais, Yahya Muhaimin, Abuseri Dimyati, Marzuki Usman, Abdul Hadi W.M. Machnun Husein, dll.
Peran dan kehendak IMM untuk meneguhkan dan memantapkan eksistensinya secara signifikan dalam konteks kehidupan berbangsa dan bernegara serta untuk kepentingan ummat dan Muhammadiyah selama periode ini tampak menonjol, baik melalui pernyataan deklarasi-deklarasinya—seperti Deklarasi Kota Barat 1965 dan Deklarasi Garut 1967—maupun dengan aktivitas kegiatan dan artikulasi gerakannya. Mulai tahun 1971-1975 disebut sebagai periode pengembangan, karena masalah-masalah yang menyangkut konsolidasi pimpinan dan organisasi tidak terlalu banyak dipersoalkan. Orientasi kegiatan dan dinamika gerakan IMM sudah mulai banyak diarahkan pada pengembangan organisasi seperti melalui program-program sosial, ekonomi, dan pendidikan. Dinamika gerakan IMM ini semakin memperteguh concern IMM terhadap masalah-masalah kehidupan mahasiswa, umat, dan bangsa di tengah gejolak sosial dan modernisasi pembangunan. Hal ini misalnya seperti yang dinyatakan dalam Deklarasi Baiturrahman 1975, maupun dalam hasil rumusan pemikiran dari Munas dan Konferensi IMM. Dalam periode ini hanya terjadi satu kali suksesi kepemimpinan di tingkat DPP IMM. Munas III di Yogyakarta (14-19 Maret 1971) menghasilkan A. Rosyad Sholeh sebagai Ketua Umum; dan Machnun Husein sebagai Sekjen. Kemudian Konfernas V di Padang memutuskan penambahan personalia staf DPP IMM, yaitu: Alfian Darmawan, Abbas Sani, Maksum Saidrum, Ajeng Kartini, Dahlan Rais, Ahmad Syaichu, dan Arief Hasbu.
Dalam periode ini pula terjadi peristiwa penting yang mewarnai keberadaan IMM, yaitu dalam hal pembentukan KNPI (Komite Nasional Pemuda Indonesia) dan peristiwa Malari (Malapetaka Lima Belas Januari 1974). Waktu itu IMM tidak diakui sebagai salah satu pencetus kelahiran KNPI (23 Juli 1973), karena tidak ikut menandatangani Deklarasi Pemuda Indonesia sebagai landasan berdirinya KNPI. Sementara, pembuat dan perumus Deklarasi Pemuda Indonesia itu adalah Slamet Sukirnanto, salah seorang anggota DPP IMM, yang waktu itu tidak bersedia menandatangani deklarasi tersebut atas nama IMM. Ketidakikut sertaan Slamet Sukirnanto menandatangani deklarasi tersebut, dikarenakan pembentukan wadah generasi muda itu semula adalah secara perorangan dan sekedar sebagai wadah komunikasi antara generasi muda serta keanggotaannya bersifat pribadi. Namun ternyata pada saat penandatanganan harus mengatasnamakan organisasi. Dalam hal inilah letak persoalannya. Secara organisatoris, Slamet Sukirnanto menolak menandatangani deklarasi itu, tetapi secara pribadi ia bersedia. Ketika terjadi peristiwa Malari—yang berakibat pada tindakan represif terhadap gerakan mahasiswa--, maka pada tanggal 16 Januari 1974 IMM mengirim surat kepada Presiden Soeharto untuk mengadakan referendum dalam upaya mencari kebenaran obyektif mengenai kebijaksanaan yang dilakukan oleh pemerintah. Upaya ini diharapkan dapat tetap menjaga keutuhan persatuan serta kepentingan bangsa dan negara yang lebih besar jangan sampai menjadi korban para pemegang policy. Dalam menghadapi aksi Malari tersebut, IMM berharap agar pemerintah tidak memadamkan aspirasi dan idealisme mahasiswa.
Di antara ide dan gagasan pemikiran IMM pada periode ini adalah mengenai pendidikan. Dalam hal ini IMM menyadari bahwa pendidikan adalah suatu usaha "human investmen" yang penting untuk melukis dan mewarnai masa depan bangsa. Pendidikan merupakan salah satu unsur terpenting untuk menumbuhkan dan membina mental attitude bangsa. Kemudian mengenai masalah organisasi mahasiswa, IMM berpendapat bahwa keberadaannya harus berfungsi sebagai organisasi kader dan sekaligus dakwah. Karena itu organisasi mahasiswa harus menganut asas potensi, partisipasi, keluwesan, dan kesederhanaan.
Sedangkan dalam hal generasi muda, IMM berpendangan bahwa pembinaannya harus senantiasa dikaitkan dengan strategi pembangunan nasional yang berjangka panjang. Untuk itu perlu adanya pembauran antara konsep generasi muda sebagai pelanjut dengan konsep generasi muda sebagai pembaharu. Demikian pula halnya dengan perpaduan antara pengertian kader dan pioner.
Setelah melewati periode pergolakan dan pemantapan serta pengembangan, pada tahun 1975-1985 IMM berada dalam periode tantangan. Dalam periode ini Muktamar IV IMM di Semarang (21-25 Desember 1975), menghasilkan Zulkabir sebagai Ketua Umum; dan M. Alfian Darmawan sebagai Sekjen. Dalam periode ini IMM sebetulnya tidak menghadapi konflik atau tantangan yang berarti, yang menyebabkan organisasi ini mengalami stagnasi. Namun persoalannya terletak pada terjadinya kevakuman kepemimpinan di tingkat nasional (DPP IMM) selama lebih kurang satu dasawarsa. Selama periode ini di tingkat DPP tidak terjadi suksesi dan regenerasi kepemimpinan, atau dengan kata lain tidak terselenggara musyawarah nasional atau muktamar, yang seharusnya berlangsung pada tahun 1978.
Kevakuman dan terjadinya kemandegan IMM di DPP ini menimbulkan keprihatinan dan keheranan bagi banyak pihak, khususnya di kalangan Muhammadiyah dan ortomnya. Pada tahun 1983, H.S. Prodjokusumo misalnya menanggapi masalah ini dalam tulisannya IMM Bangkitlah. Kemudian dengan nada menyindir dan dalam gaya personifikasi—tanpa bisa menutupi kekecewaannya tehadap IMM—Umar Hasyim menulis: "Merenungi sejarahmu, kita jadi heran, ketika sejak Muktamar ke-4 tahun 1975 itu anda dengan lelapnya tidur nyenyak selama sepuluh tahun, karena pada bulan April 1986 engkau baru berhasil bermuktamar dan memilih kepengurusan DPP lagi. Sungguh luar biasa sekali, suasana dunia dimana anda berada ini demikian gegap gempitanya, tetapi anda bisa lelap tidur." Namun demikian, kendati di tingkat DPP terjadi kevakuman, justru di bawahnya IMM tetap eksis dan bergerak. Aktivitas kegiatan, program kerja, dan kaderisasi di tingkat bawah itu terus berjalan. Kevakuman DPP IMM tidak mempengaruhi aktivitas IMM di Daerah, Cabang, dan Komisariat. Identitas IMM ternyata begitu kuat melekat pada jiwa para pimpinan dan kader IMM di bawah. Di level bawah IMM masih tetap tumbuh subur. Meski berada dalam periode tantangan, IMM masih tetap berusaha untuk melahirkan ide dan gagasan pemikirannya. Di antara ide dan gagasannya itu adalah mengenai perlunya Menteri Negara Urusan Pemuda. Ide dan gagasan pemikiran tersebut berangkat dari latar belakang kemahasiswaan dan kepemudaan yang tidak mempunyai saluran yang semestinya. Untuk itulah IMM mengusulkan kepada Presiden Soeharto untuk mengnagkat seorang Menteri Negara Urusan Pemuda yang menyelenggarakan dan membina komunikasi dengan seluruh eksponen generasi muda. Kemudian, ketika terjadi Keputusan 15 November 1978 (KNOP 15), IMM mengusulkan perlunya pengendalian dan pengarahan konsumsi masyarakat. Hal ini mengingat telah terjadinya bentuk konsumsi yang non-esensial dan tidak produktif. Di samping itu, perlunya perlindungan dan pembinaan industri kecil agar dapat bersaing dengan industri besar, oleh IMM dikemukakan kepada pemerintah. Demikian pula halnya dengan pemerataan pendapatan dan kesempatan kerja perlu diperhatikan oleh pemerintah. Setelah mengalami kevakuman dan kemandegan selama satu dasawarsa itu, maka pada tahun 1985 IMM mulai memasuki periode kebangkitan. Periode ini dimulai dengan adanya SK PP Muhammadiyah No. 10/PP/1985 tertanggal 31 Agustus 1985 tentang pembentukan DPP (Sementara) IMM. DPP(S) ini terdiri dari:
Ketua : Immawan Wahyudi (DIY)
Ketua I : Drs. Anwar Abbas (DKI)
Ketua II : Drs. M. Din Syamsuddin (DKI)
Ketua III : Farid Fathoni AF (Surakarta)
Sekretaris I : Mukhlis Ahasan Uji (DIY)
Sekretaris II : Nizam Burhanuddin (DKI)
Sekretarus III: Agus Syamsuddin (DIY)
Bendahara I : St. Daulah Khoiriati (DIY)
Bendahara II : Asmuyeni Muchtar (DKI)
Setelah dilantik pada tanggal 1 september 1985, DPP(S) IMM mulai menata organisasi dan menjalankan aktivitasnya. Pada tanggal 7-10 desember 1985 DPP(S) berhasil mengadakan Tanwir ke-7 IMM di Surakarta. Tanwir yang bertemakan "Bangkit dan Tegaskan Identitas Ikatan" ini pada akhirnya mampu membangkitkan IMM dari tidurnya yang panjang. Hingga kemudian pada tanggal 14-18 april 1986 DPP(S) berhasil menyelenggarakan Muktamar ke-5 IMM di Padang, Sumatra Barat. Selain pada akhirnya berhasil menyusun kepengurusan DPP IMM yang baru periode 1986-1989 (Ketua Umum: Nizam Burhanuddin; dan Sekjen: M. Arifin Nawawi), Muktamar V itu juga mampu merumuskan konsep pengembangan wawasan bangsa dan umat kaitannya dengan identitas Ikatan, penyusunan ulang sistem perkaderan, pengembangan organisasi dan pembahasan program kerja. Dalam Muktamar V itu IMM juga bisa menghasilkan Deklarasi Padang, yang mengartikulasikan visi dan keberpihakan IMM terhadap masalah-masalah dunia internasional, umat Islam di Indonesia, Muhammadiyah, IMM sendiri, serta pembinaan generasi muda dan mahasiswa. Dalam periode kebangkitan ini IMM tidak lepas dari halangan dan tantangan. Artikulasi gerakan IMM pun mengalami dinamika dan fluktuasi. Dalam periode kebangkitan (sampai sekarang) ini IMM telah mengalami beberapa kali Muktamar dan Tanwir, yang berperan untuk menpertahankan eksistensi IMM dan menyinambungkan regenerasi kepemimpinannya.
Muktamar VI di Ujungpandang (7-12 Juli 1989) menghasilkan DPP IMM (periode 1989-1992), dengan M. Agus Samsudin sebagai Ketua Umum; dan Fauzan sebagai Sekjen. Kemudian Tanwir VIII di Medan (24-28 April 1991), memutuskan Abdul Al Hasyir sebagai Sekjen, menggantikan Fauzan. Pada tanggal 25-31 Desember 1992 IMM berhasil menyelenggarakan Muktamar VII di Purwokerto, yang menghasilkan Tatang Sutahyar W sebagai Ketua Umum; dan Syahril Syah sebagai Sekjen untuk periode 1993-1995. Selanjutnya, pada Tanwir IX di Palembang (7-11 Juli 1994) terjadi pergantian Ketua Umum dari Tatang Sutahyar oleh Syahril Syah sebagai Pj. Ketua Umum, dan Armyn Gultom sebagai Sekjen. Selanjutnya, pada tanggal 25-31 Maret 1995 IMM kembali mengadakan Muktamar VIII di Kendari yang berhasil memilih Syahril Syah sebagai Ketua Umum dan Abd. Rohim Ghazali sebagai Sekjen untuk periode 1995-1997. Kemudian pada tanggal 22 Februari-2 Maret 1997, IMM kembali mengadakan Muktamar IX di Medan yang menghasilkan Irwan Badillah sebagai Ketua Umum dan M. Irfan Islami Dj. sebagai Sekjen untuk periode 1997-2000. Sampai sekarang IMM memiliki 26 DPD dan 115 PC, serta anggota sebanyak kurang lebih 567.000 orang. Anggota IMM tersebut tersebar di berbagai perguruan tinggi negeri dan swasta serta perguruan tinggi Muhammadiyah khususnya. Artikulasi gerakan IMM tidak terbatas dalam aktivitas dan pelaksanaan program-program kerja yang rutin belaka, tetapi juga aktif dalam menyikapi dan merespons persoalan-persoalan sosial-politik dan kemanusiaan, baik dalam skala lokal, nasional, maupun global. Kepedulian dan keberpihakan IMM seperti ini, karena IMM tidak ingin teralienasi oleh dinamika zaman dan terbawa arus secara pasif oleh perubahan sosial yang terus bergulir. Begitu pula ketika terjadi aksi-aksi gerakan reformasi yang banyak dilakukan kalangan mahasiswa dan kaum intelektual pada tahun 1997, IMM tidak ketinggalan melibatkan diri dan aktif bergerak di dalamnya. Baik di tingkat pusat maupun daerah, bersama eksponen Angkatan Muda Muhammadiyah lainnya IMM bergerak untuk mendukung dan menyukseskan aksi gerakan reformasi yang berhasil melengserkan Presiden Soeharto dari tampuk kekuasaannya. Di Yogyakarta misalnya IMM bergabung dalam Komnas AMM bersama organisasi otonom lainnya dalam mengartikulasikan gerakan dan tuntutan reformasi. Selain itu di beberapa Komisariat dan Korkom, IMM juga banyak mengadakan aksi dan gerakan serupa. Begitu pula dengan IMM di daerah-daerah lainnya, seperti di Jakarta yang menamakan gerakannya dengan FAKSI IMM (Front Aksi untuk Reformasi). Di Surabaya dan Ujungpandang IMM ada dalam GEMPAR (Gerakan Mahasiswa Pro Amien Rais) dsb. Selain itu, ketika akan berlangsung jajak pendapat penentuan status Timor-Timur pada tanggal 30 Agustus 1999, IMM juga berpartisipasi aktif dalam pemantauannya. Pada waktu akan, selama, dan sesudah berlangsung jajak pendapat tersebut IMM telah mengirimkan Immawan Wachid Ridwan (Biro Kerjasama Luar Negeri dan Hubungan Internasional DPP IMM) ke Timor-Timur untuk melakukan pemantauan bersama LSM dan OKP lainnya.
Susunan dan Struktur Organisasi Seperti Muhammadiyah dan organisasi otonom lainnya, secara vertikal IMM memiliki susunan organisasi mulai dari tingkat pusat sampai komisariat. Lengkapnya: Komisariat, Cabang, Daerah, dan Pusat. Kepemimpinannya disebut Pmpinan Komisariat (PK), Pimpinan Cabang (PC), Dewan Pimpinan Daerah (DPD), dan Dewan Pimpinan Pusat (DPP). Komisariat ialah kesatuan anggota dalam suatu fakultas/akademi atau tempat tertentu. Cabang ialah kesatuan komisariat-komisariat dalam suatu Daerah Tingkat II atau daerah tertentu. Daerah ialah kesatuan cabang-cabang dalam suatu Propinsi/Daerah Tingkat I. Pusat ialah kesatuan daerah-daerah dalam Negara Republik Indonesia. Sebagai salah satu organisasi otonom Muhammadiyah, maka masing-masing level dari susunan organisasi tersebut mempunyai hubungan keorganisasian yang horizontal dengan Pimpinan Muhammadiyah. DPP IMM dengan PP Muhammadiyah; DPD IMM dengan PW Muhammadiyah; PC IMM dengan PD Muhammadiyah; dan PK IMM dengan PC/PR Muhammadiyah.
Adapun struktur organisasi IMM, berdasarkan hasil Muktamar IX di Medan adalah sebagai berikut. Mulai dari tingkat DPP sampai PK terdiri dari Ketua Umum, Sekretaris Jenderal—khusus untuk DPP, sedang untuk DPD sampai PK: Sekretaris Umum--, Bendahara Umum (bersama dua wakilnya); ditambah dengan beberapa Ketua Bidang dan Sekretaris Bidang (Organisasi, Kader, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, Hikmah. Sosial Ekonomi, dan Immawati). Struktur organisasi ini dibantu oleh sebuah biro, beberapa lembaga studi, dan dua korps (Biro Kerjasama Luar Negeri dan Hubungan Iternasional [hanya ada di DPP]; Lembaga Studi Kelembagaan dan Pengembangan Organisasi; Lembaga Pengkajian dan Pengembangan Sumber Daya Kader; Lembaga Pengembangan Ilmu Agama dan Sosial Budaya; Lembaga Penelitian, Pengkajian dan Penerapan Teknologi; Lembaga Pers IMM [hanya ada di tingkat DPP dan DPD]; Lembaga Pengkajian Strategi dan Kebijakan; Lembaga Kesejahteraan Rakyat dan Lingkungan Hidup; Lembaga Studi dan Pengembangan Ekonomi Ummat [istilah lembaga hanya untuk DPP dan DPD, sedang di PC menggunakan istilah departemen]; Korps Instruktur [hanya ada di tingkat DPP sampai PC]; dan Korps Immawati). Kemudian di tingkat PK, departemen yang ada adalah: Departemen Organisasi, Kader, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, Hikmah, dan Sosial Ekonomi.
Sampai saat ini IMM terdapat di 200 PTM (Perguruan Tinggi Muhammadiyah)   dan beberapa Non PTM, yakni di Perguruan Tinggi Negeri (PTN) /PTS Se-Indonesia. Tak kurang sekitar 196 cabang dan 29 DPD IMM Se-Indonesia.

*(lih. Dari pelbagai sumber)

Sekilas Latihan Instruktur Nasional IMM (LIMN & LIP) di BALI

Sekilas Latihan Instruktur Nasional IMM (LIMN & LIP) di BALI
Written by Bidang Kader    FRIDAY, 18 FEBRUARY 2011 21:36    PDF Print E-mail
Addthis
Membangun Moralitas Hanif Menuju Peradaban Berbasis Nilai “
Perkembangan masyarakat Indonesia baik yang disebabkan oleh daya dinamik dari dalam atau pun karena persentuhan dengan kebudayaan dari luar telah menyebabkan perubahan tertentu. Perubahan itu menyangkut seluruh segi kehidupan masyarakat. Diantaranya bidang sosial, ekonomi, politik, dan kebudayaan, yang menyangkut perubahan strukturil dan perubahan pada sikap serta tingkah laku dalam hubungan antar manusia.
Saat ini Indonesia sedang menghadapi persoalan yang amat rumit. Berupa adanya gejala semakin merosotnya praktik nilai-nilai moralitas dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Keadaan ini tentunya sangat ironis ketika kita melihat berbagai sumber nilai moralitas yang dalam tataran formal telah disepakati bersama menjadi landasan kehidupan berbangsa dan bernegara seperti: Pancasila, UUD, Undang-Undang, dan berbagai peraturan (yang seharusnya menjadi sumber dan pengendali tegaknya nilai-nilai moral bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara).
Nilai-nilai luhur universal yang terkandung dalam Pancasila beserta berbagai landasan hukum yang kita miliki ternyata belum efektif untuk mengkondisikan bangsa kita memiliki praktik hidup bermasyarakat secara bermartabat. Dalam peradaban dan budaya masyarakat mengenal apa yang disebut moralitas. Moralitas menjadi sumber aturan perilaku yang tak tertulis yang oleh masyarakat dipegang teguh karena ia memiliki nilai-nilai kebaikan sesuai dengan ukuran-ukuran nilai yang berkembang dalam masyarakat. Dan, moralitas dalam diri seseorang dapat berkembang dari tingkat yang rendah ke tingkatan yang lebih tinggi seiiring dengan kedewasaannya.
Kohlberg (1976) menggambarkan tiga tingkatan moralitas yang dikaitkan dengan perspektif sosial yang meliputi: (1) preconventional, (2) conventional, dan (3) post conventional atau principled. Pada tingkat preconventional, (tingkatan moralitas yang paling rendah) perspektif sosial moralitas seseorang menunjukkan bahwa dirinya merupakan individu yang kongkrit. Oleh karena itu perilaku resiprokal sangat penting bagi orang yang berada dalam tingkat moralitas ini. Dalam tingkatan moralitas ini kita sering menjumpai perilaku seseorang dengan penalaran yang menunjukkan perspektif sosial. Pola berpikir moral seperti ini tentu bisa dilakukan secara kolektif yang kemudian mencerminkan suatu moralitas bangsa.
Pada tingkatan conventional perspektif sosial yang ditonjolkan pada tingkatan moralitas ini ialah pentingnya seseorang menjadi anggota masyarakat yang baik. Oleh karena itu perilaku orang yang berada pada tingkatan ini akan memiliki alasan-alasan: (1) apakah masyarakat mengizinkan; (2) pentingnya bagi seseorang untuk memiliki loyalitas pada orang, kelompok, dan otoritas pemegang kekuasaan; dan (3) pentingnya memiliki kepedulian terhadap kesejahteraan orang lain dan masyarakat secara luas.
Akhirnya, pada tingkatan post conventional (tingkat penalaran moral yang paling tinggi, yang hanya bisa dicapai ketika seseorang telah mencapai paling tidak usia 24 tahun), lebih mementingkan nilai-nilai moral yang bersifat universal. Dalam tingkatan ini orang mulai mempertanyakan mengapa sesuatu dianggap benar atau salah atas dasar prinsip nilai moral yang universal yang kadang-kadang juga bisa bertentangan dengan kepentingan masyarakat secara umum.
Dari hal tersebut diatas, maka menjadi penting kita perlu memperbincangkan pendidikan moral yang tak lain bertujuan untuk membangun sebuah cita-cita luhur peradaban suatu bangsa. Tentunya peradaban ideal tidak dibentuk dan tidak pula dibangun oleh orang-orang berpengetahuan bermental buruk melainkan dibentuk dan dibangun oleh tangan-tangan berpengetahuan tinggi dilandasi nilai moral dan agama sebagai pondasi berdirinya peradaban tersebut. Sedangkan sumberdaya manusia yang mempunyai kriteria tersebut hanya bisa dicetak dengan pendidikan dan pelatihan serius yang terprogram dan terarah. Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah sebagai salah satu elemen bangsa dalam konteks civil society  merasa perlu melaksanakan pelatihan tersebut demi perbaikkan dan mempersiapkan generasi mendatang yang tangguh untuk umat, bangsa dan Negara.
Oleh karena itu kami berharap semua kader IMM untuk terlibat dan berpartisipasi aktif dalam kegiatan LIM dan LIP yang insyallah dilaksanakan pada tanggal 23-28 Februari 2011 - (zak)

Tugas IMM: Membangun Karakter Bangsa

Tugas IMM: Membangun Karakter Bangsa
Written by Admin    THURSDAY, 24 MARCH 2011 12:27    PDF Print E-mail
Addthis


BANDAR LAMPUNG – Tak ingin menunggu waktu terlalu lama, beberapa minggu setelah Musyawarah Daerah, DPD IMM Propinsi Lampung menyelenggarakan pelantikan periode 2011 – 2013 di Aula Universitas Muhammadiyah Lampung, Senin (3/11) dengan tema “Mewujudkan Integritas Kader yang Mandiri dalam Rangka Membangun Karakter Bangsa”. Integritas yang diusung DPD IMM Propinsi Lampung merupakan langkah yang tepat untuk membangun karakter bangsa. Hal itu diungkapkan oleh Thohir Rohili sebagai Ketua Umum. Globalisasi dan teknelogi telah membuat dunia semakin terbuka akan berbagai informasi dalam waktu yang sangat singkat, karena globalisasi akan memicu perubahan pada tatanan kehidupan sesuai dengan karakteristiknya. Tentunya strategi dan implementasi yang tepat dalam merespon tantangan menjadi sangat penting. Salah satu unsur pembangunan tersebut yakni sumberdaya manusia, disamping Indonesia memiliki sumberdaya alam yang tak terukur.
Saat ini, terjadi krisis karakter dengan melihat bentuk yang sangat jelas. Hal ini bias terlihat dari korupsi yang makin menggeliat, baik terlihat dengan kasat mata maupun sembunyi, perekonomian yang kembang kempis, konflik horizontal, kekerasan atas nama agama, karakter anarki, dsb. Proses pelemahan ini terjadi karena rapuhnya sebagai bangsa yang berkarakter dan tidak mengindahkan nilai-nilai. “IMM memiliki peran penting untuk membangun karakter yang sudah mulai rapuh ini”, ujarnya. Kita perlu SDM unggul untuk menjadi obat penawar bagi bangsa Indonesia.
Ulul Azmi Rizal selaku Bendahara Umum DPP IMM turut menghadiri acara pelantikan. Dalam sambutannya, Ulul – begitu disapanya – mengungkapkan rasa dan semangat kebangsaan merupakan hal yang tidak bias dipisahkan, karena satu sama lain saling berhubungan. Manifestasinya adalah muncul rasa cinta tanah air dan semangat solidaritas yang tinggi. “Memang tak mudah untuk membangun hal itu, namun saat ini pendidikan tersebut benar-benar dibutuhkan dengan menjunjung tinggi nilainilai moralitas”, paparnya dihadapan 8 Pimpinan Cabang dan kurang lebih 150 orang simpatisan.
Ketua PW Muhammadiyah Lampung, Mawardi Alaihi Salam, pihaknya sangat sependapat dengan yang disampaikan oleh pimpinan tertinggi IMM tingkat pusat dan propinsi itu. Menurutnya, kader Muhammadiyah merupakan pelopor utama dalam pembangunan sumberdaua manusia di Indonesia. IMM lahir bukan karena partai dan penguasa, melainkan karena ada semacam kegelisahan dan aksi protes terhadap kondisi negeri yang tidak kunjung sembuh. Sebagai organisasi mahasiswa, IMM berperan dalam pembentukan masyarakat yang kritis terhadap zaman, korektif terhadap penyimpangan yang terjadi di masyarakat, dan sikap konstruktif untuk memperbaiki keadaan sebagai jalan lain dari kemunduran. “Itulah pendidikan sesungguh-sungguhnya, semoga IMM Propinsi Lampung dapat mewujudkannya”, pungkasnya. (anh)

Intelegensia Muslim, Ciri Khas Kader IMM

Intelegensia Muslim, Ciri Khas Kader IMM
THURSDAY, 31 MARCH 2011 17:08    | Written by Admin    PDF Print E-mail

YOGYAKARTA - Adalah tugas besar kader Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) dalam mengemban misi sebagai generasi pembaharuan. Disaat permasalahan bangsa kian kompleks, mampukah IMM sebagai kader pembaharu umat dan bangsa tampil sebagai bagian dari solusi? Berangkat pertanyaan tersebut, Darul Arqam Madya (DAM) ini diselenggarakan. Kegiatan ini merupakan kerjasama antara Pimpinan Cabang IMM Bulaksumur-Karangmalang dengan Instruktur DPD IMM DIY dengan tema "Transformasi Nilai & Identitas IMM, Mewujudkan Intelegensia Muslim Kritis & Berkarakter dalam Rangka Pembaruan Paradigma Gerakan" dilaksanakan pada hari pada Jumat – Ahad, 25-30 Maret 2011 di Gedung Balai Latihan Ketrampilan (BLK) PAY, Jl. Agus Salim no 63, Yogyakarta diikuti oleh 49 peserta yang berasal dari perwakilan IMM dari beberapa daerah, seperti DIY, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, DKI, dan Riau. Selain untuk perkaderan formal di IMM, juga sebagai upaya penguatan paradigma gerakan IMM dalam memasuki kancah abad kedua Muhammadiyah dan dinamika perjalanan bangsa yang kian kompleks.
Pada akhirnya, acara ini tidak akan berhenti sampai di sini. Melainkan output dari perkaderan ini, kader diharapkan mampu memahami gerakan pembaharuan IMM dengan komprehensif. Dengan menekankan upaya kritis serta dialektis untuk mentransformasikan gagasan dalam ranah gerak ikatan.
Last Updated ( TUESDAY, 05 April 2011 09:42 )

Semarak Milad IMM Kalimantan Barat

Semarak Milad IMM Kalimantan Barat
MONDAY, 04 April 2011 11:55    | Written by Admin    PDF Print E-mail

PONTIANAK - Milad IMM ke-47 tahun ini  terasa sangatlah semarak. Tak hanya di tingkat DPP, DPD sampai Komisariat pun terasa betul gaungnya. Giliran DPD IMM Kalimantan Barat menyambut dan menyelenggarakan acara Milad  IMM ke-47dengan sukses, meriah, dan tepat sasaran, sebagaimana IMM yang selalu berpihak pada rakyat tertindas. Rangkaian kegiatan Milad  IMM Kalbar berlangsung pada tanggal 26 – 28 Maret 2011, antara lain Bakti Sosial, Nonton Bareng Film Laskar Pelangi, Pengobatan Massal, dan Seminar HIV/AIDS di Daerah Kabupaten Sambas.
Kegiatan tersebut sangat menyentuh hati masyarakat, tak heran bila baik pengunjung dan lebih dari 500 orang per hari nya. Berbagai dukungan terus mengalir baik itu dari PW Muhammadiyah Kalbar, Fokal IMM Kalbar, PD PM Singkawang, Pemda, Anggota Legislatif, dsb sangat menyambut baik dan mendukung baik moril maupun materil.
Ketua Panitia Pelaksana Milad Muflieh Taqihuddin mengatakan, seluruh kegiatan ini merupakan bentuk kesadaran sosial yang dibangun oleh Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah dalam pembelaan sekaligus mengabdikan diri kepada masyarakat. “Fungsi inilah yang kita gunakan. Sebagai mahasiswa, kita ingin membuktikan kepada masyarakat bahwa inilah wujud IMM akan kepedulian sosial. Kami berharap IMM terus menerus memberikan gerakan-gerakan sosial lainnya di tahun-tahun yang akan datang”, ujarnya. Demi kemajuan IMM, Muhamadiyah, bangsa, dan negara, tambahnya.
Read more... Last Updated ( TUESDAY, 05 April 2011 09:26 )

Rabu, 13 April 2011

PERGURUAN TINGGI MUHAMMADIYAH

Daftar PTM

Total 130 Perguruan Tinggi Muhammadiyah
No. Kode PT (Dikti) Nama PTM Kota Website Email
1. 064-046 Akademi Akuntansi Muhammadiyah Klaten Klaten http://aamklaten.wordpress.com aam_kalten@yahoo.com
2. 094-110 Akademi Analis Kesehatan Muhammadiyah Makassar Makassar

3. 044-210 Akademi Farmasi Muhammadiyah Cirebon Cirebon
akfar_muh@yahoo.co.id
4. 044-227 Akademi Farmasi Muhammadiyah Kabupaten Kuningan Kuningan http://www.akfarku.sch.id akfarmuh_kng@yahoo.co.id
5. 044-216 Akademi Kebidanan Aisyiyah Bandung Bandung
mwac.aisyiyah_bdg@yahoo.com
6. 024-086 Akademi Kebidanan Aisyiyah Palembang Palembang

7. 114-074 Akademi Kebidanan Aisyiyah Pontianak Pontianak
akbidaisyiyah@yahoo.com
8. 044-195 Akademi Kebidanan Muhammadiyah Cirebon Cirebon
cirebon_akbidmuhammadiyah@yahoo.co.id
9. 114-085 Akademi Kebidanan Muhammadiyah Kotim Sampit
akbids@yahho.id.co
10. 074-106 Akademi Kebidanan Muhammadiyah Madiun Madiun

11. 094-072 Akademi Kebidanan Muhammadiyah Makassar Makassar http://www.akbid.ac.id muhammadiyah@akbid.ac.id
12. 094-085 Akademi Kebidanan Muhammadiyah Palopo Palopo
akbid_muhammadiyah_plp@yahoo.com
13. 104-101 Akademi Keperawatan Aisyiyah Padang Padang

14. 044-157 Akademi Keperawatan Muhammadiyah Cirebon Cirebon
akper_muh@yahoo.co.id
15. 064-118 Akademi Keperawatan Muhammadiyah Kendal Kendal http://akpermuhkendal.com akpermuhkdl@yahoo.co.id
16. 094-015 Akademi Keperawatan Muhammadiyah Makassar Makassar

17. 094-114 Akademi Kesehatan Lingkungan Muhammadiyah Makassar Makassar http://aklmakassar.blogs.com aklmakassar@yahoo.com
18. 014-025 Akademi Pariwisata Muhammadiyah Banda Aceh Banda Aceh
uha_aceh@yahoo.com
19. 074-030 Akademi Pariwisata Muhammadiyah Jember Jember

20. 064-025 Akademi Statistika Muhammadiyah Semarang Semarang

21. 094-092 Akademi Teknik Elektromedik Muhammadiyah Makassar Makassar

22. 074-075 AKBID Siti Khotidjah Muhammadiyah Sepanjang Sidoarjo
akbid_siti_khodijah@yahoo.co.id
23. 064-147 AKPER PKU Muhammadiyah Surakarta Surakarta

24. 094-095 AKTEK Radiodiagnostik & Radioterapi Muhammadiyah Makassar

25. 065-004 Politeknik Muhammadiyah Magelang Magelang

26. 065-019 Politeknik Muhammadiyah Pekalongan Pekalongan
poltekmuh_pkl@yahoo.com
27. 065-022 Politeknik Muhammadiyah Tegal Tegal

28. 055-007 Politeknik Muhammadiyah Yogyakarta Yogyakarta http://www.pmy.ac.id info@pmy.ac.id
29. 083-014 Sekolah Tinggi Administrasi Muhammadiyah Selong Selong

30. 043-271 Sekolah Tinggi Farmasi Muhammadiyah Tangerang Tangerang http://www.stf-m.ac.id
31. 033-103 Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Ahmad Dahlan Jakarta Jakarta http://www.stiead.ac.id stiead@cbn.net.id
32. 043-135 Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Muhammadiyah Bandung Bandung http://,www.geocities.com/stiemuhammadi stiemuhammadiyah_bdg@yahoo.com
33. 063-064 Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Muhammadiyah Cilacap Cilacap
wignyo_stiemcp@yahoo.co.id
34. 033-096 Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Muhammadiyah Jakarta Jakarta
stiemj@yahoo.com
35. 103-075 Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Muhammadiyah Jambi Jambi
muhammadiyah_stie@yahoo.co.id
36. 023-033 Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Muhammadiyah Kalianda Kalianda

37. 013-043 Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Muhammadiyah Kisaran Kisaran
stiema@bolemail.com
38. 093-077 Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Muhammadiyah Mamuju Mamuju http://www.stiemm.ed.id stiemm@indosat.net.id
39. 093-031 Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Muhammadiyah Palopo Palopo
stiem_plp@yahoo.co.id
40. 023-001 Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Muhammadiyah Pringsewu Pringsewu
stiem@yahoo.com
41. 113-011 Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Muhammadiyah Samarinda Samarinda

42. 073-107 Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Muhammadiyah Tuban Tuban

43. 083-017 Sekolah Tinggi Ilmu Hukum Muhammadiyah Bima


44. 083-017 Sekolah Tinggi Ilmu Hukum Muhammadiyah Bima Bima

45. 023-071 Sekolah Tinggi Ilmu Hukum Muhammadiyah Kalianda Kalianda
stih.m.kalianda@gmail.com
46. 013-060 Sekolah Tinggi Ilmu Hukum Muhammadiyah Kisaran Kisaran
stih_ma@yahoo.com
47. 023-050 Sekolah Tinggi Ilmu Hukum Muhammadiyah Kotabumi Kotabumi
stihmkotabumi@plasa.com
48. 013-059 Sekolah Tinggi Ilmu Hukum Muhammadiyah Takengon Takengon

49. 063-051 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong Kebumen http://stikesmuhgombong.ac.id stikesmuhgombong@yahoo.com
50. 043-253 Sekolah Tinggi Teknologi Muhammadiyah Cileungsi Cileungsi http://sttmcls04.ac.id sttm_cls04@yahoo.com
51. 043-293 Sekolah Tinggi Teknologi Muhammadiyah Karawang Karawang

52. 063-048 Sekolah Tinggi Teknologi Muhammadiyah Kebumen Kebumen

53. 043-091 Sekolah Tinggi Teknologi Mutu Muhammadiyah Tangerang http://www.sttm.ac.id sttm@telkom.net.id
54. 073-087 STIE Muhammadiyah Paciran Lamongan Lamongan

55. 063-062 STIE Muhammadiyah Pekalongan Pekalongan http://www.stiemuhpkl.ac.id stiemuhpkl@yahoo.co.id
56. 113-060 STIK Muhammadiyah Pontianak Pontianak http://stikepmuhptk.ac.id stikepmuhptk@yahoo.com
57. 113-052 STIKES Muhammadiyah Banjarmasin Banjarmasin
stikes_mb@yahoo.com
58. 043-277 STIKES Muhammadiyah Ciamis Ciamis
mucis06@yahoo.com
59. 063-072 STIKES Muhammadiyah Klaten Klaten http://www.stikesmukla.ac.id stikesmukla@yahoo.com
60. 063-085 STIKES Muhammadiyah Kudus Kudus

61. 073-130 STIKES Muhammadiyah Lamongan Lamongan http://www.stikesmuhla.ac.id stikemuhla@yahoo.com
62. 013-143 STIKES Muhammadiyah Lhokseumawe Lhokseumawe
stikes.mhd_lsm@yahoo.com
63. 023-105 STIKES Muhammadiyah Palembang Palembang http://stikesmuhammadiyah-plg.ac.id admin@stikesmuhammadiyah-plg.ac.id
64. 023-114 STIKES Muhammadiyah Pringsewu Pringsewu

65. 113-082 STIKES Muhammadiyah Samarinda Samarinda

66. 093-175 STIKES Muhammadiyah Sidrap Rappang

67. 043-222 STIKES Muhammadiyah Tasikmalaya Tasikmalaya

68. 093-123 STIP Muhammadiyah Sinjai Sinjai

69. 113-039 STIPER Muhammadiyah Tanah Grogot Kabupaten Pasir

70. 073-043 STISIP Muhammadiyah Madiun Madiun
stisip_muh_mdn@telkom.net
71. 093-096 STISIP Muhammadiyah Rappang Rappang

72. 103-060 STKIP Aisyiyah Riau Pekanbaru

73. 013-164 STKIP Muhammadiyah Aceh Barat Daya


74. 013-124 STKIP Muhammadiyah Aceh Tengah Takengon

75. 093-010 STKIP Muhammadiyah Barru Barru

76. 043-322 STKIP Muhammadiyah Bogor Bogor

77. 093-001 STKIP Muhammadiyah Bone Watampone

78. 093-003 STKIP Muhammadiyah Enrekang Enrekang
stkipmuh@telkom.net
79. 023-010 STKIP Muhammadiyah Kotabumi Kotabumi
stkipmktb@yahoo.com
80. 073-035 STKIP Muhammadiyah Lumajang Lumajang
stkipm_lumajang@plasa.com
81. 123-054 STKIP Muhammadiyah Manokwari Manokwari http://stkipmuh_mkw.com stkipmuh_mkw@gmail.com
82. 023-061 STKIP Muhammadiyah Pagaralam Pagaralam
stkip_muh_pga@telkom.net
83. 023-011 STKIP Muhammadiyah Pringsewu Pringsewu

84. 093-004 STKIP Muhammadiyah Rappang Rappang

85. 113-020 STKIP Muhammadiyah Sampit Sampit
stkipmsampit@yahoo.com
86. 123-041 STKIP Muhammadiyah Sorong Sorong
stkip_muh_sorong@yahoo.co.id
87. 103-022 STKIP Muhammadiyah Sungai Penuh Sungai Penuh

88. 043-309 STMIK Muhammadiyah Banten Serang http://umban.ac.id
89. 033-088 STMIK Muhammadiyah Jakarta Jakarta http://www.stmikmj.ac.id stmikmj@stmikmj.ac.id
90. 051-013 Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta http://www.uad.ac.id info@uad.ac.id
91. 121-006 Universitas Al Amin Sorong

92. 011-024 Universitas Muhammadiyah Aceh Banda Aceh

93. 021-010 Universitas Muhammadiyah Bengkulu Bengkulu http://www.unmuhbengkulu.net unmuh_bengkulu@yahoo.com
94. 091-032 Universitas Muhammadiyah Buton Bau-bau

95. 041-029 Universitas Muhammadiyah Cirebon Cirebon

96. 091-044 Universitas Muhammadiyah Gorontalo Gorontalo
um_gorontalo@yahoo.co.id
97. 071-059 Universitas Muhammadiyah Gresik Gresik http://www.umg.ac.id info@umg.ac.id
98. 031-011 Universitas Muhammadiyah Jakarta Jakarta http://'www.umj.ac.id umjcom@rad.et.id
99. 071-032 Universitas Muhammadiyah Jember Jember

100. 091-036 Universitas Muhammadiyah Kendari Kendari
unismuh_kdi@yahoo.co.id
101. 081-021 Universitas Muhammadiyah Kupang Kupang
umkoe@telkomnet.com
102. 021-002 Universitas Muhammadiyah Lampung Bandar Lampung

103. 091-025 Universitas Muhammadiyah Luwuk Banggai Luwuk
unismuhluwuk@com
104. 061-004 Universitas Muhammadiyah Magelang Magelang http://www.ummgl.ac.id webummgl@ummgl.ac.id
105. 091-004 Universitas Muhammadiyah Makasar Makassar

106. 071-024 Universitas Muhammadiyah Malang Malang http://www.umm.ac.id webmaster@umm.ac.id
107. 121-005 Universitas Muhammadiyah Maluku Utara Ternate
ummu_ternate@telkom.net
108. 081-010 Universitas Muhammadiyah Mataram Mataram
um_mataram@telkom.net
109. 021-004 Universitas Muhammadiyah Metro Metro http://www.ummetro.ac.id um_metro@plasa.com
110. 111-009 Universitas Muhammadiyah Palangka Raya Palangkaraya

111. 021-001 Universitas Muhammadiyah Palembang Palembang http://umpalembang.ac.id idris_ump@yahoo.co.id
112. 091-011 Universitas Muhammadiyah Palu Palu http://www//unismuh palu.com unismuh@yahoo.com
113. 091-011 Universitas Muhammadiyah Palu Palu http://www//unismuh palu.com unismuh@yahoo.com
114. 091-024 Universitas Muhammadiyah Pare-pare Pare-pare
umpar@plaza.com
115. 071-044 Universitas Muhammadiyah Ponorogo Ponorogo http://unmuh-ponorogo.org akademik@unmuh-ponorogo.org.
116. 111-013 Universitas Muhammadiyah Pontianak Pontianak
unmuhpnk@gmail.com
117. 031-039 Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka Jakarta http://www.uhamka.ac.id uhamka@centrin.net.id
118. 061-019 Universitas Muhammadiyah Purwokerto Purwokerto http://www.ump.ac.id info@ump.ac.id
119. 061-025 Universitas Muhammadiyah Purworejo Purworejo http://www.um-pwr.ac.id info@um-pwr.ac.id
120. 101-018 Universitas Muhammadiyah Riau


121. 061-026 Universitas Muhammadiyah Semarang Semarang http://www.unimus.ac.id unimus@yahoo.com
122. 071-060 Universitas Muhammadiyah Sidoarjo Sidoarjo http://www.umsida.ac.id puskom@umsida.ac.id
123. 041-040 Universitas Muhammadiyah Sukabumi Sukabumi http://www.ummi.ac.id info@ummi.ac.id
124. 101-002 Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat Padang http://www.umsb.ac.id umsb@telkom.net
125. 011-003 Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara Medan http://www.umsu.ac.id rektor@umsu.ac.id
126. 071-012 Universitas Muhammadiyah Surabaya Surabaya http://umsurabaya.ac.id rektorat@umsurabaya.ac.id
127. 061-008 Universitas Muhammadiyah Surakarta Sukoharjo http://www.ums.ac.id ums@ums.ac.id
128. 041-051 Universitas Muhammadiyah Tangerang Tangerang

129. 011-014 Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan Padangsidimpuan
umtspadangsidimpuan@yahoo.co.id
130. 051-007 Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Bantul http://www.umy.ac.id umy@umy.ac.id

PERGURUAN TINGGI MUHAMMADIYAH

Daftar PTM

Total 130 Perguruan Tinggi Muhammadiyah
No. Kode PT (Dikti) Nama PTM Kota Website Email
1. 064-046 Akademi Akuntansi Muhammadiyah Klaten Klaten http://aamklaten.wordpress.com aam_kalten@yahoo.com
2. 094-110 Akademi Analis Kesehatan Muhammadiyah Makassar Makassar

3. 044-210 Akademi Farmasi Muhammadiyah Cirebon Cirebon
akfar_muh@yahoo.co.id
4. 044-227 Akademi Farmasi Muhammadiyah Kabupaten Kuningan Kuningan http://www.akfarku.sch.id akfarmuh_kng@yahoo.co.id
5. 044-216 Akademi Kebidanan Aisyiyah Bandung Bandung
mwac.aisyiyah_bdg@yahoo.com
6. 024-086 Akademi Kebidanan Aisyiyah Palembang Palembang

7. 114-074 Akademi Kebidanan Aisyiyah Pontianak Pontianak
akbidaisyiyah@yahoo.com
8. 044-195 Akademi Kebidanan Muhammadiyah Cirebon Cirebon
cirebon_akbidmuhammadiyah@yahoo.co.id
9. 114-085 Akademi Kebidanan Muhammadiyah Kotim Sampit
akbids@yahho.id.co
10. 074-106 Akademi Kebidanan Muhammadiyah Madiun Madiun

11. 094-072 Akademi Kebidanan Muhammadiyah Makassar Makassar http://www.akbid.ac.id muhammadiyah@akbid.ac.id
12. 094-085 Akademi Kebidanan Muhammadiyah Palopo Palopo
akbid_muhammadiyah_plp@yahoo.com
13. 104-101 Akademi Keperawatan Aisyiyah Padang Padang

14. 044-157 Akademi Keperawatan Muhammadiyah Cirebon Cirebon
akper_muh@yahoo.co.id
15. 064-118 Akademi Keperawatan Muhammadiyah Kendal Kendal http://akpermuhkendal.com akpermuhkdl@yahoo.co.id
16. 094-015 Akademi Keperawatan Muhammadiyah Makassar Makassar

17. 094-114 Akademi Kesehatan Lingkungan Muhammadiyah Makassar Makassar http://aklmakassar.blogs.com aklmakassar@yahoo.com
18. 014-025 Akademi Pariwisata Muhammadiyah Banda Aceh Banda Aceh
uha_aceh@yahoo.com
19. 074-030 Akademi Pariwisata Muhammadiyah Jember Jember

20. 064-025 Akademi Statistika Muhammadiyah Semarang Semarang

21. 094-092 Akademi Teknik Elektromedik Muhammadiyah Makassar Makassar

22. 074-075 AKBID Siti Khotidjah Muhammadiyah Sepanjang Sidoarjo
akbid_siti_khodijah@yahoo.co.id
23. 064-147 AKPER PKU Muhammadiyah Surakarta Surakarta

24. 094-095 AKTEK Radiodiagnostik & Radioterapi Muhammadiyah Makassar

25. 065-004 Politeknik Muhammadiyah Magelang Magelang

26. 065-019 Politeknik Muhammadiyah Pekalongan Pekalongan
poltekmuh_pkl@yahoo.com
27. 065-022 Politeknik Muhammadiyah Tegal Tegal

28. 055-007 Politeknik Muhammadiyah Yogyakarta Yogyakarta http://www.pmy.ac.id info@pmy.ac.id
29. 083-014 Sekolah Tinggi Administrasi Muhammadiyah Selong Selong

30. 043-271 Sekolah Tinggi Farmasi Muhammadiyah Tangerang Tangerang http://www.stf-m.ac.id
31. 033-103 Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Ahmad Dahlan Jakarta Jakarta http://www.stiead.ac.id stiead@cbn.net.id
32. 043-135 Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Muhammadiyah Bandung Bandung http://,www.geocities.com/stiemuhammadi stiemuhammadiyah_bdg@yahoo.com
33. 063-064 Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Muhammadiyah Cilacap Cilacap
wignyo_stiemcp@yahoo.co.id
34. 033-096 Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Muhammadiyah Jakarta Jakarta
stiemj@yahoo.com
35. 103-075 Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Muhammadiyah Jambi Jambi
muhammadiyah_stie@yahoo.co.id
36. 023-033 Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Muhammadiyah Kalianda Kalianda

37. 013-043 Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Muhammadiyah Kisaran Kisaran
stiema@bolemail.com
38. 093-077 Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Muhammadiyah Mamuju Mamuju http://www.stiemm.ed.id stiemm@indosat.net.id
39. 093-031 Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Muhammadiyah Palopo Palopo
stiem_plp@yahoo.co.id
40. 023-001 Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Muhammadiyah Pringsewu Pringsewu
stiem@yahoo.com
41. 113-011 Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Muhammadiyah Samarinda Samarinda

42. 073-107 Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Muhammadiyah Tuban Tuban

43. 083-017 Sekolah Tinggi Ilmu Hukum Muhammadiyah Bima


44. 083-017 Sekolah Tinggi Ilmu Hukum Muhammadiyah Bima Bima

45. 023-071 Sekolah Tinggi Ilmu Hukum Muhammadiyah Kalianda Kalianda
stih.m.kalianda@gmail.com
46. 013-060 Sekolah Tinggi Ilmu Hukum Muhammadiyah Kisaran Kisaran
stih_ma@yahoo.com
47. 023-050 Sekolah Tinggi Ilmu Hukum Muhammadiyah Kotabumi Kotabumi
stihmkotabumi@plasa.com
48. 013-059 Sekolah Tinggi Ilmu Hukum Muhammadiyah Takengon Takengon

49. 063-051 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong Kebumen http://stikesmuhgombong.ac.id stikesmuhgombong@yahoo.com
50. 043-253 Sekolah Tinggi Teknologi Muhammadiyah Cileungsi Cileungsi http://sttmcls04.ac.id sttm_cls04@yahoo.com
51. 043-293 Sekolah Tinggi Teknologi Muhammadiyah Karawang Karawang

52. 063-048 Sekolah Tinggi Teknologi Muhammadiyah Kebumen Kebumen

53. 043-091 Sekolah Tinggi Teknologi Mutu Muhammadiyah Tangerang http://www.sttm.ac.id sttm@telkom.net.id
54. 073-087 STIE Muhammadiyah Paciran Lamongan Lamongan

55. 063-062 STIE Muhammadiyah Pekalongan Pekalongan http://www.stiemuhpkl.ac.id stiemuhpkl@yahoo.co.id
56. 113-060 STIK Muhammadiyah Pontianak Pontianak http://stikepmuhptk.ac.id stikepmuhptk@yahoo.com
57. 113-052 STIKES Muhammadiyah Banjarmasin Banjarmasin
stikes_mb@yahoo.com
58. 043-277 STIKES Muhammadiyah Ciamis Ciamis
mucis06@yahoo.com
59. 063-072 STIKES Muhammadiyah Klaten Klaten http://www.stikesmukla.ac.id stikesmukla@yahoo.com
60. 063-085 STIKES Muhammadiyah Kudus Kudus

61. 073-130 STIKES Muhammadiyah Lamongan Lamongan http://www.stikesmuhla.ac.id stikemuhla@yahoo.com
62. 013-143 STIKES Muhammadiyah Lhokseumawe Lhokseumawe
stikes.mhd_lsm@yahoo.com
63. 023-105 STIKES Muhammadiyah Palembang Palembang http://stikesmuhammadiyah-plg.ac.id admin@stikesmuhammadiyah-plg.ac.id
64. 023-114 STIKES Muhammadiyah Pringsewu Pringsewu

65. 113-082 STIKES Muhammadiyah Samarinda Samarinda

66. 093-175 STIKES Muhammadiyah Sidrap Rappang

67. 043-222 STIKES Muhammadiyah Tasikmalaya Tasikmalaya

68. 093-123 STIP Muhammadiyah Sinjai Sinjai

69. 113-039 STIPER Muhammadiyah Tanah Grogot Kabupaten Pasir

70. 073-043 STISIP Muhammadiyah Madiun Madiun
stisip_muh_mdn@telkom.net
71. 093-096 STISIP Muhammadiyah Rappang Rappang

72. 103-060 STKIP Aisyiyah Riau Pekanbaru

73. 013-164 STKIP Muhammadiyah Aceh Barat Daya


74. 013-124 STKIP Muhammadiyah Aceh Tengah Takengon

75. 093-010 STKIP Muhammadiyah Barru Barru

76. 043-322 STKIP Muhammadiyah Bogor Bogor

77. 093-001 STKIP Muhammadiyah Bone Watampone

78. 093-003 STKIP Muhammadiyah Enrekang Enrekang
stkipmuh@telkom.net
79. 023-010 STKIP Muhammadiyah Kotabumi Kotabumi
stkipmktb@yahoo.com
80. 073-035 STKIP Muhammadiyah Lumajang Lumajang
stkipm_lumajang@plasa.com
81. 123-054 STKIP Muhammadiyah Manokwari Manokwari http://stkipmuh_mkw.com stkipmuh_mkw@gmail.com
82. 023-061 STKIP Muhammadiyah Pagaralam Pagaralam
stkip_muh_pga@telkom.net
83. 023-011 STKIP Muhammadiyah Pringsewu Pringsewu

84. 093-004 STKIP Muhammadiyah Rappang Rappang

85. 113-020 STKIP Muhammadiyah Sampit Sampit
stkipmsampit@yahoo.com
86. 123-041 STKIP Muhammadiyah Sorong Sorong
stkip_muh_sorong@yahoo.co.id
87. 103-022 STKIP Muhammadiyah Sungai Penuh Sungai Penuh

88. 043-309 STMIK Muhammadiyah Banten Serang http://umban.ac.id
89. 033-088 STMIK Muhammadiyah Jakarta Jakarta http://www.stmikmj.ac.id stmikmj@stmikmj.ac.id
90. 051-013 Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta http://www.uad.ac.id info@uad.ac.id
91. 121-006 Universitas Al Amin Sorong

92. 011-024 Universitas Muhammadiyah Aceh Banda Aceh

93. 021-010 Universitas Muhammadiyah Bengkulu Bengkulu http://www.unmuhbengkulu.net unmuh_bengkulu@yahoo.com
94. 091-032 Universitas Muhammadiyah Buton Bau-bau

95. 041-029 Universitas Muhammadiyah Cirebon Cirebon

96. 091-044 Universitas Muhammadiyah Gorontalo Gorontalo
um_gorontalo@yahoo.co.id
97. 071-059 Universitas Muhammadiyah Gresik Gresik http://www.umg.ac.id info@umg.ac.id
98. 031-011 Universitas Muhammadiyah Jakarta Jakarta http://'www.umj.ac.id umjcom@rad.et.id
99. 071-032 Universitas Muhammadiyah Jember Jember

100. 091-036 Universitas Muhammadiyah Kendari Kendari
unismuh_kdi@yahoo.co.id
101. 081-021 Universitas Muhammadiyah Kupang Kupang
umkoe@telkomnet.com
102. 021-002 Universitas Muhammadiyah Lampung Bandar Lampung

103. 091-025 Universitas Muhammadiyah Luwuk Banggai Luwuk
unismuhluwuk@com
104. 061-004 Universitas Muhammadiyah Magelang Magelang http://www.ummgl.ac.id webummgl@ummgl.ac.id
105. 091-004 Universitas Muhammadiyah Makasar Makassar

106. 071-024 Universitas Muhammadiyah Malang Malang http://www.umm.ac.id webmaster@umm.ac.id
107. 121-005 Universitas Muhammadiyah Maluku Utara Ternate
ummu_ternate@telkom.net
108. 081-010 Universitas Muhammadiyah Mataram Mataram
um_mataram@telkom.net
109. 021-004 Universitas Muhammadiyah Metro Metro http://www.ummetro.ac.id um_metro@plasa.com
110. 111-009 Universitas Muhammadiyah Palangka Raya Palangkaraya

111. 021-001 Universitas Muhammadiyah Palembang Palembang http://umpalembang.ac.id idris_ump@yahoo.co.id
112. 091-011 Universitas Muhammadiyah Palu Palu http://www//unismuh palu.com unismuh@yahoo.com
113. 091-011 Universitas Muhammadiyah Palu Palu http://www//unismuh palu.com unismuh@yahoo.com
114. 091-024 Universitas Muhammadiyah Pare-pare Pare-pare
umpar@plaza.com
115. 071-044 Universitas Muhammadiyah Ponorogo Ponorogo http://unmuh-ponorogo.org akademik@unmuh-ponorogo.org.
116. 111-013 Universitas Muhammadiyah Pontianak Pontianak
unmuhpnk@gmail.com
117. 031-039 Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka Jakarta http://www.uhamka.ac.id uhamka@centrin.net.id
118. 061-019 Universitas Muhammadiyah Purwokerto Purwokerto http://www.ump.ac.id info@ump.ac.id
119. 061-025 Universitas Muhammadiyah Purworejo Purworejo http://www.um-pwr.ac.id info@um-pwr.ac.id
120. 101-018 Universitas Muhammadiyah Riau


121. 061-026 Universitas Muhammadiyah Semarang Semarang http://www.unimus.ac.id unimus@yahoo.com
122. 071-060 Universitas Muhammadiyah Sidoarjo Sidoarjo http://www.umsida.ac.id puskom@umsida.ac.id
123. 041-040 Universitas Muhammadiyah Sukabumi Sukabumi http://www.ummi.ac.id info@ummi.ac.id
124. 101-002 Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat Padang http://www.umsb.ac.id umsb@telkom.net
125. 011-003 Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara Medan http://www.umsu.ac.id rektor@umsu.ac.id
126. 071-012 Universitas Muhammadiyah Surabaya Surabaya http://umsurabaya.ac.id rektorat@umsurabaya.ac.id
127. 061-008 Universitas Muhammadiyah Surakarta Sukoharjo http://www.ums.ac.id ums@ums.ac.id
128. 041-051 Universitas Muhammadiyah Tangerang Tangerang

129. 011-014 Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan Padangsidimpuan
umtspadangsidimpuan@yahoo.co.id
130. 051-007 Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Bantul http://www.umy.ac.id umy@umy.ac.id